Senin, 05 Desember 2011

IPSNU Pagar Nusa

IPSNU Pagar Nusa

A. Pencak Silat
Beberapa pengertian Pencak Silat menurut para pakar dintaranya sebagai berikut: Abdus Syukur menyatakan bahwa, Pencak adalah gerakan langkah keindahan dengan menghindar yang disertakan gerakan berunsur komedi. Pencak dapat dipertontonkan sebagai sarana hiburan, sedangkaan Silat adalah unsur teknik bela diri menangkis, menyerang dan mengunci yang tidak dapat diperagakaan di depan umum.
Mr.wongsonegoro, ketua IPSI yang pertama mengatakan bahwa, Pencak adalah gerakan serang bela, berupa tari dan berirama dengan peraturan adat kesopanan tertentu yang bisa dipertunjukkan di depan umum. Silat adalah inti sari dari pencak, yakni kemahiran untuk perkelahian atu membela diri mati-matian yang tidak dapat dipertunjukkan di depan umum.
Imam Koesoepangat, mengatkan Pencak merupakan gerakan bela diri tanpa lawan, sementara silat sebagai bela diri yang tidak boleh dipertandingkan.
Maryono menyimpulkan, bahwa yang menjadi criteria untuk membedakn arti “Pencak dan arti Silat” adalah apakaah sebuah gerakan itu boleh dipertontonkan atau tidak. Tokoh-tokoh pendiri IPSI akhirnya sepakat untuk tidak membedakan pengertian Pencak dengan Silat karena kedua kata tersebut memang mempunyai pengertian yang sama.
Kata Pencak maupun Silat sama-sama mengandung pengertian kerohanian, irama, keindahan dan kiat maupun praktek, kinerja atu aplikasinya. Pada akhrnya , PB.IPSI beserta BAKIN pada tahun 1975 mendefinisikan sebagai berikut: Pencak Silat adalah hasil budaya mnusiaa Indonesiaa untuk membela, mempertahnkan eksistensi (kemandiriannya) dan Integritasnya (manunggal) terhadap lingkungan hidup/alam sekitarnya untuk mencapai keselarasan hidup guna meningktkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Aspek-aspek Pencak Silat Pencak mengandung beraneka ragam aspek.
Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) secara substansial memandang pencak silat sebagai suatu kesatuan (Catur Tunggal), seperti tercermin dalam senjata trisula pada laambang IPSI. Ketiga ujung trisula melaambangkaan, unsure Seni, beladiri dan olahraga dan gagngnya mewakili unsure mental-spiritual. Penampakan tiap-tiap spek pencak silaat tersebut menggambarkan tujuan keberadan satu sama lain sebagi satu kesatuan. Sebagi aspek mental-spiritual, pencak silat lebih banyak menitik beratkaan pada pembentukaan sikap dan watak kepribadian pesilat yang sesuai dengan falsafah budi pekerti luhur. Pada spek Bela diri, Pencak Silat bertujuan untuk memperkuat naluri manusia untuk membela diri terhadap berbagai ancaman dan bahaya.
Aspek Seni dari pencak silat merupakan wujud kebudayaan dalam bentuk kaidah gerak dan irama, sehingga perwujudan taktik ditekankan kepada keselarsan, keseimbangan dan keserasian antaraa Wiraga, Wirama dan Wirasa. Keempat aspek tadi, selanjutnya mendasari pengembangan Pencak Silat menjadi 4 tujuan, yaitu:
1. pencak silat mental-spriritual,
2. pencak silat beladiri,
3. pencak silat seni, dan
4. pencak silat olahraga.
Sedangkan Pencak silat sebagai budaya asli dari bangsa Indonesia memiliki banyak aliran tersendiri sebagai dari ciri khas dari setiap keadaan dan kondisi yang ada.
B. Pagar Nusa
Nama lengkap organisasi ini adalah Ikatan Pencak Silat Nahdlatul Ulama’ Pagar Nusa disingkat IPSNU Pagar Nusa. Sedangkan Pagar Nusa sendiri merupakan akronim dari Pagar NU dan Bangsa. IPSNU Pagar Nusa adalah satu - satunya wadah yang sah bagi organisasi pancak silat di lingkungan Nahdlatul Ulama’ berdasarkan keputusan Muktamar. Organisasi ini berstatus lembaga milik Nahdlatul Ulama’ yang penyelenggaraan dan pertanggung jawabannya sama sebagaimana lembaga - lembaga NU lainnya.
Status resmi kelembagaan inilah yang menjadikan Pagar Nusa wajib dilestarikan dan dikembangkan oleh seluruh warga NU dengan mengecualikan pencak silat atau beladiri lainnya. Segala kegiatan yang berhubungan dengan pencak silat dan beladiri dengan segenap aspeknya dari fisik sampai mental, dari pendidikan sampai sistem pengamanan dan lain - lain merupakan bidang garapan bagi lembaga ini.
1. Visi & Misi
Pagar Nusa ber-Aqidah ala Ahlussunnah wal Jama’ah dengan asas organisasi Pancasila. Pagar Nusa mengusahakan : Berlakunya Ajaran Islam berhaluan Ahlussunnah wal Jama’ah di tengah-tengah kehidupan negar kesatuan Repubil Indonesia yang ber-Pancasila. Pelestarian, pembinaan, dan pengembangan pencak silat baik seni, beladiri, mental spiritual, maupun olahraga / kesehatan khususnya di lingkungan NU maupun di lingkungan warga bangsa lain pada umumnya.
2. Angota
Keanggotaan diatur dalam Peraturan Dasar dengan kriteria mudah yaitu
warga Nahdlatul Ulama’ : Mulai kanak - kanak sampai sesepuh ( batasan usia ) Dari yang belum mengenal pencak silat sampai yang mahir ( batasan kemampuan ) Sistem penjenjangan anggota dll, disesuaikan dengan kemampuan, usia, dan kebutuhan
Materi Pencak Silat Pagar Nusa
Materi Pencak Silat Pagar Nusa Baku di susun oleh tim yang terdiri dari dewan dan sumber lain dari berbagai aliran asli dari seluruh Indonesia seperti Cimande, Cikaret, Cikampek, Cikalong, Minang, Mandar, Mataram, dll.
secara sistematis dengan metode modern. Penyusunan jurus baku, baik fisik maupun non fisik dilakukan secara bertahap, memakan waktu bertahun - tahun dan sampai kini masih dilakukan penggalian - penggalian untuk paket selanjutnya. Materi baku telah dilengkapi Buku Panduan bergambar, Kaset, dan VCD, dapat dibeli di bagian perlengkapan pusat. ( Khusus Organisasi )
3. Manfaat
Bergabung dengan Pagar Nusa bermanfaat, baik sosio kultural, edukatif maupun personal.
C. Sejarah Ringkas Cimande.
Semua komunitas Maenpo Cimande sepakat tentang siapa penemu Maenpo Cimande, semua mengarah kepada Abah Khaer (penulisan ada yang: Kaher, Kahir, Kair, Kaer dsb. Abah dalam bahasa Indonesia berarti Eyang, atau dalam bahasa Inggris Great Grandfather). Tetapi yang sering diperdebatkan adalah dari mana Abah Khaer itu berasal dan darimana dia belajar Maenpo. Ada 3 versi utama yang sering diperdebatkan, yaitu:
1. Versi Pertama
Ini adalah versi yang berkembang di daerah Priangan Timur (terutama meliputi daerah Garut dan Tasikmalaya) dan juga Cianjur selatan. Berdasarkan versi yang ini, Abah Khaer belajar Silat dari istrinya. Abah Khaer diceritakan sebagai seorang pedagang (dari Bogor sekitar abad 17-abad 18) yang sering melakukan perjalanan antara Batavia, Bogor, Cianjur, Bandung, Sumedang, dsb. Dan dalam perjalanan tersebut beliau sering dirampok, itu terjadi sampai istrinya menemukan sesuatu yang berharga.
Suatu waktu, ketika Abah Khaer pulang dari berdagang, beliau tidak menemukan istrinya ada di rumah... padahal saat itu sudah menjelang sore hari, dan ini bukan kebiasaan istrinya meninggalkan rumah sampai sore. Beliau menunggu dan menunggu... sampai merasa jengkel dan khawatir... jengkel karena perut lapar belum diisi dan khawatir karena sampai menjelang tengah malam istrinya belum datang juga.
Akhirnya tak lama kemudian istrinya datang juga, hilang rasa khawatir... yang ada tinggal jengkel dan marah. Abah Khaer bertanya kepada istrinya... "ti mana maneh?" (Dari mana kamu?) tetapi tidak menunggu istrinya menjawab, melainkan langsung mau menempeleng istrinya. Tetapi istrinya malah bisa menghindar dengan indahnya, dan membuat Abah Khaer kehilangan keseimbangan. Ini membuat Abah Khaer semakin marah dan mencoba terus memukul... tetapi semakin mencoba memukul dengan amarah, semakin mudah juga istrinya menghindar. Ini terjadi terus sampai Abah Khaer jatuh kecapean dan menyadari kekhilafannya... dan bertanya kembali ke istrinya dengan halus "ti mana anjeun teh Nyi? Tuluy ti iraha anjeun bisa Ulin?" (Dari mana kamu? Lalu dari mana kamu bisa "Main"?).
Akhirnya istrinya menjelaskan bahwa ketika tadi pagi ia pergi ke sungai untuk mencuci dan mengambil air, ia melihat Harimau berkelahi dengan 2 ekor monyet. (Salah satu monyet memegang ranting pohon.) Saking indahnya perkelahian itu sampai-sampai ia terkesima, dan memutuskan akan menonton sampai beres. Ia mencoba mengingat semua gerakan baik itu dari Harimau maupun dari Monyet, untungnya baik Harimau maupun Monyet banyak mengulang-ngulang gerakan yang sama, dan itu mempermudah ia mengingat semua gerakan. Pertarungan antara Harimau dan Monyet sendiri baru berakhir menjelang malam.
Setelah pertarungan itu selesai, ia masih terkesima dan dibuat takjub oleh apa yang ditunjukan Harimau dan Monyet tersebut. Akhirnya ia pun berlatih sendirian di pinggir sungai sampai betul-betul menguasai semuanya (Hapal), dan itu menjelang tengah malam.
Apa yang ia pakai ketika menghindar dari serangan Abah Khaer, adalah apa yang ia dapat dari melihat pertarungan antara Harimau dan Monyet itu. Saat itu juga, Abah Khaer meminta istrinya mengajarkan beliau. Ia berpikir, 2 kepala yang mengingat lebih baik daripada satu kepala. Ia takut apa yang istrinya ingat akan lupa. Beliau berhenti berdagang dalam suatu waktu, untuk melatih semua gerakan itu, dan baru berdagang kembali setelah merasa mahir. Diceritakan bahwa beliau bisa mengalahkan semua perampok yang mencegatnya, dan mulailah beliau membangun reputasinya di dunia persilatan.

Pagar Nusa Riwayatmu kini…..

Ikatan Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa didirikan pada tanggal 3 Januari 1986 di Pon pes Lirboyo kota Kediri, Jawa Timur, berdasarkan hasil Musyawarah Para Kyai, Ulama dan Pendekar pada saat itu terpilihlah Gus Maksum sebagai ketua umum, Terpilihnya beliau sebagai ketua umum adalah karena memang beliau sangat mumpuni dan sanggat masyhur di bidang Pencak Silat, di bawah kepemimpinanya Pagar Nusa menjadi semakin besar dan Kuat. Gus Maksum mampu menyatukan perguruan perguruan tradisional yang tergabung dalam Pagar Nusa dalam satu komando yang beliau sampaikan, baik perguruan beladiri yang lain pun ikut segan bila berhadapan dengan anak asuh beliau.
Pagar Nusa adalah sebuah organisasi yang berusaha menghimpun potensi warga Nahdlatul Ulama dalam bidang Pencak Silat yang merupakan olahraga, seni sekaligus beladiri yang terlahir jauh sebelum masa kemerdekaan RI. Terlahir sebagai sebuah tali yang mengikat berbagai jenis aliran perguruan yang berada di bawah naungan nahdlatul ulama, dengan tujuan sebagai benteng/ pagar dari NU dan Bangsa. Berdasarkan AD/ART setiap perguruan tradisional yang meleburkan dirinya kedalam anggota IPSNU Pagar Nusa tidaklah di larang untuk mengajarkan materi jurus ciri khas dari perguruan tersebut, hanya saja perguruan yang tergabung dalam Organisasi ini di haruskan untuk mengajarkan materi jurus baku dari IPSNU Pagar Nusa sebagai bukti bahwa perguruan tradisional tersebut tergabung dalam IPSNU Pagar Nusa sehingga menjadikan IPSNU Pagar Nusa memiliki keunikan yang tidak dapat di temukan dalam organisasi beladiri yang lainya, yaitu keaneka ragaman cirri khas yang di tunjukan oleh masing-masing aliran tradisional mulai dari seni, cara langkah Pencak Silat, Jatuhan, Kuncian dan Jurus-jurus lainya.
Disamping itu, berkaitan dengan pencak silat sebagai beladiri kaum santri, setiap jiwa IPSNU Pagar Nusa harus memiliki Filosofi bahwa pertahanan lebih utama dari penyerangan, artinya kemampuan beladiri yang di kembangkan adalah kemampuan untuk mempertahankan jika terjadi penyerangan. Sedangkan penyerangan yang dilakukan adalah penyerangan untuk melumpuhkan, sebagai shock theraphy yang menjadikan lawan menyerah, tanpa harus mematikan lawan, inilah beladiri dengan mengunakan prinsip ahklakul karimah. Karena selamanya organisasi ini tidak akan lepas dari bimbingan para kyai dan Ulama.
Itulah beberapa ke ungulan Ikatan Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa dari masa kemasa… dan saat ini apa yang terjadi dengan semangat Pagar Nusa……..
Sepeninggal Gus Maksum IPSNU Pagar Nusa mengalami berbagai kemajuan dan kemunduran, tetapi sayangnya Pagar Nusa lebih banyak mengalami kemunduran di banding kemajuanya. Pagar Nusa tidak lagi di segani oleh perguruan-perguruan beladiri lain, bahkan di sebagian tempat tak jarang terdengar bahwa beberapa anggota Pagar Nusa terlibat tawuran, Apakah tidak dapat di selesaikan dengan kepala dingin ? kenapa harus mendahulukan otot dari pada otak ? karena perilaku semacam ini bukanlah hal yang di harapkan oleh para Kyai dan ulama, Banyak sekali pelatih muda yang dengan serta merta menghadapi konflik selalu mendahulukan otot dari pada menganalisa sumber masalah, sehingga tradisi semacam ini semakin tersebar luas. hal ini tidak lepas karena keterbatasan pemimpin dalam memantau anggotanya, baik dengan kunjungan maupun nasehat-nasehat yang sepertinya nampak sepele tapi memang sangat berpengaruh terhadap jiwa para pesilat…
Dan dalam beberapa tempat juga di temukan adanya perguruan tradisional yang telah tercatat sebagai anggota IPSNU Pagar Nusa yang masih mengunakan atribut pencak silat tradisional, bahkan tanpa memberikan materi jurus-jurus baku yang telah di sepakati sebagai jurus ciri khas IPSNU Pagar Nusa, yang tentu saja hal ini dapat memecah belah persatuan antar aliran perguruan yang ada dalam lingkup IPSNU Pagar Nusa, hendaknya perguruan tradisional tersebut memahami isi dari Ad/ART yang telah di hasilkan dari musyawarah para Kyai sepuh, Ulama dan Pendekar yang berhubungan dengan identitas kepagar nusaan. Salah satu tujuan di buatnya atribut serta jurus-jurus Pagar Nusa adalah untuk mempersatukan seluruh aliran pencak silat tradisional dalam lingkup NU. Pagar Nusa hanyalah sebuah wadah yang menampung berbagai aliran pencak silat tradisional, tanpa adanya berbagai aliran pencak silat tradisional Pagar Nusa hanyalah sebuah wadah yang kosong.
Hendaknya masing-masing aliran pencak silat lebih mengutamakan dan menonjolkan nama dan identitas Pagar Nusa di atas aliran pencak silat tradisionalnya. Untuk menjaga jiwa Persatuan IPSNU Pagar Nusa. Kami tulis sebagai bahan renungan untuk kemajuan IPSNU Pagar Nusa. Semoga jajaran pemimpin IPSNU Pagar Nusa kedepan semakin memperhatikan nasib anggotanya…